Sabtu, 13 Juli 2013

Masalah Global

Sebagai pengantar artikel ini, silakan baca Bulan yang Jadi Bulan-Bulanan!

Saya mengikuti pendapat yang menyatakan bahwa awal dan akhir Ramadhan ditentukan melalui rukyat global. Masalah yang mungkin timbul yaitu jika informasi hilal terlambat diterima. Alhamdu lillah solusinya sudah jelas yakni harus mengganti puasanya di bulan lain jika terkait dengan awal Ramadhan atau menyelenggarakan salat id pada 2 Syawal jika terkait dengan akhir Ramadhan.

Saya menduga masih ada masalah lain terkait dengan garis batas tanggal internasional. Garis ini ada di sekitar bujur 180°. Waktu pada barat garis ini tepat 24 jam setelah waktu pada sisi timurnya. Jadi jika bepergian dan melintasi garis ini dari timur ke barat, kalender yang kita gunakan harus dimajukan sehari. Kalender kita mundurkan sehari jika pergerakannya dari barat ke timur.

Masalahnya yaitu saya tidak tahu masalahnya. Serius ini!


Exemplary Experiment

Untuk mengungkap masalahnya, jika memang ada, saya membuat simulasi teramatinya hilal pada berbagai bujur. Untuk menyederhanakan masalah, saya hanya meninjau perbedaan bujur lokasi. Selain itu, saya menganggap hilal teramati pada pukul 18:00 dan garis batas tanggal internasional berupa garis bujur 180°. Berikut contoh kasus yang saya temukan.

Tabel 1. Simulasi perbedaan waktu lokal ketika hilal teramati.
bujur lokasi kasus 1 kasus 2
150°BB 9 Oktober 18:00
(hilal nampak)
8 Oktober 22:00
120°BB 9 Oktober 20:00 9 Oktober 00:00
90°BB 9 Oktober 22:00 9 Oktober 02:00
60°BB 10 Oktober 00:00 9 Oktober 04:00
30°BB 10 Oktober 02:00 9 Oktober 06:00
10 Oktober 04:00 9 Oktober 08:00
30°BT 10 Oktober 06:00 9 Oktober 10:00
60°BT 10 Oktober 08:00 9 Oktober 12:00
90°BT 10 Oktober 10:00 9 Oktober 14:00
120°BT 10 Oktober 12:00 9 Oktober 16:00
150°BT 10 Oktober 14:00 9 Oktober 18:00
(hilal nampak)

Untuk menganalisis simulasi tadi, saya menggunakan asumsi bahwa subuh terjadi pada pukul 05:00. Pun saya mengabaikan variasi gerak benda langit pada lintang yang berbeda. Berikut ilustrasi kedua kasus yang saya buat.

Gambar 1. Ilustrasi kasus ketika hilal pertama teramati pada 150°BB. -- Klik pada gambar untuk memperbesar!

Sejauh yang saya pahami pada kasus pertama, puasa dimulai tanggal 10 Oktober. Daerah hijau menandai kawasan yang dapat memulai puasa pada tanggal ini, sementara daerah merah menandai kawasan yang tidak sempat berniat puasa sehingga harus mengganti sehari puasanya di bulan lain.

Gambar 2. Ilustrasi kasus ketika hilal pertama teramati pada 150°BT. -- Klik pada gambar untuk memperbesar!

Sejauh yang saya pahami pada kasus kedua, puasa dimulai tanggal 10 Oktober. Daerah hijau menandai kawasan yang dapat memulai puasa pada tanggal ini, sedangkan daerah biru menandai kawasan yang, ternyata, membingungkan saya. Daerah biru masih berada pada tanggal 8 Oktober sehingga tidak perlu berpuasa keesokan harinya jika dianggap bahwa puasa dimulai tanggal 10 Oktober.

Ternyata memang ada masalah. Sumber masalahnya yaitu garis batas tanggal internasional. Pada kasus kedua di atas, kawasan sekitar 150°BB merupakan kawasan yang tidak jauh dari lokasi teramatinya hilal. Saya tidak nyaman dengan kesimpulan awal bahwa kawasan ini harus menunggu sehari setelah hilal teramati untuk memulai puasa. Saya galau.


Backtrack, We have To

Mari kita kembali pada dalil-dalil awal dan akhir Ramadhan, yang dapat dilihat dalam Bulan yang Jadi Bulan-Bulanan! Semua dalil menunjukkan dengan jelas bahwa Ramadhan diawali dan diakhiri dengan rukyat hilal. Seruan ini berlaku umum untuk muslim di manapun; begitu seorang muslim menerima kabar hilal, dia harus bersiap untuk puasa keesokan harinya. Mari kita lupakan sejenak adanya konsep garis batas tanggal internasional!

Mari kita pusatkan perhatian pada garis bujur lokasi yang pertama kali dapat melihat hilal! Garis ini dan perpanjangannya membagi permukaan Bumi menjadi dua daerah tanpa menghiraukan tanggalnya, yakni 1) daerah yang akan menyusul melihat hilal dan 2) daerah yang sudah tertinggal melihat hilal. Daerah yang akan menyusul melihat hilal jelas harus bersiap puasa besoknya. Sementara itu, daerah yang telah tertinggal melihat hilal terbagi menjadi dua daerah.

Di timur lokasi yang pertama kali dapat melihat hilal, ada kawasan yang dapat menerima kabar teramatinya hilal sebelum subuh dan ada yang sesudahnya. Kawasan pertama sempat berniat puasa, sedangkan kawasan kedua tidak. Jadi, kawasan di timur garis batas subuh ini harus mengganti sehari puasanya di bulan lain. Lokasi garis batas subuh ini berubah-ubah karena lokasi teramatinya konjungsi Bulan-Matahari juga berubah-ubah.

Gambar 3. Ilustrasi daerah yang akan menyusul melihat hilal dan daerah yang sudah tertinggal melihat hilal. -- Klik pada gambar untuk memperbesar!

Insya Allah analisis di atas tetap mengikuti makna lafal dalil. Yang menyenangkan saya yaitu masalah seputar garis batas tanggal internasional terselesaikan. Saya sudah agak tenang.


Finale

Kesimpulan akhir saya yaitu bahwa lokasi yang pertama melihat hilal menjadi batas dua daerah. Daerah di barat lokasi ini harus memulai puasa keesokan harinya menurut tanggal lokal, sedangkan daerah di timurnya dianggap telah melewatkan hilal pada sore hari menurut tanggal lokal. Berikut perbaikan ilustrasi analisis kedua kasus simulasi saya.

Gambar 4. Ilustrasi kasus ketika hilal pertama teramati pada 150°BB. -- Klik pada gambar untuk memperbesar!
Gambar 5. Ilustrasi kasus ketika hilal pertama teramati pada 150°BT. -- Klik pada gambar untuk memperbesar!
Alhamdu lillah.