Senin, 16 Juni 2008

Percaya Nggak

Suatu ajaran pasti memiliki sejumlah asumsi-asumsi sebagai pondasinya. Kebenaran ajaran tersebut ditentukan oleh kebenaran asumsi-asumsi tadi. Untuk agama, asumsi-asumsi tadi biasa disebut dengan keimanan atau akidah. Dari keimanan atau akidah, diturunkan berbagai-bagai aturan hidup. Dengan demikian, keimanan atau akidah merupakan sesuatu yang sangat penting.

Terdapat klaim bahwa hanya Islam agama yang benar. Tentu klaim ini benar jika dan hanya jika akidah Islam benar. Dalam makalah ini, akan dipaparkan sejumlah pasal yang berkaitan dengan akidah.


Meticulous Method

Sesuatu yang benar tidak mungkin salah dan sesuatu yang salah tidak mungkin benar. Dengan demikian, akidah yang benar harus benar-benar benar. Akidah yang benar tidak boleh 99,99% benar melainkan harus 100% benar. Rupanya, tidak semua metode pembuktian akidah mampu menghasilkan kesimpulan pasti. Dengan demikian, kita tidak boleh sembarangan dalam memilih metode pembuktian akidah. Dalam pasal ini, akan dijelaskan dua metode populer untuk membuktikan akidah; metode yang satu benar sedangkan yang lainnya tidak pasti benar.

Dalam metode mantiq, kesimpulan diperoleh dari logika analogi-silogisme. Dibutuhkan sejumlah premis untuk menghasilkan kesimpulan. Kualitas kesimpulan sepenuhnya bergantung pada kualitas premis. Yang jadi masalah yaitu bahwa dalam hal akidah, banyak sifat pencipta yang tidak dapat dianalogikan dengan sifat makhluk. Akal hanya dapat menjangkau bahwa pencipta itu mutlak adanya dan bahwa pencipta itu tidak terikat batasan. Sifat lain dari pencipta tidak dapat dijangkau akal. Akhirnya, terdapat ketidakpastian dalam premis. Metode mantiq, seperti yang banyak digunakan dalam ilmu kalam, tidak dapat menghasilkan akidah yang pasti.

Dalam metode penginderaan (hissiyyah), kesimpulan diperoleh dari data-data penginderaan atau pengamatan. Cakupan kesimpulan tidak akan melebihi cakupan penginderaan yang dilakukan. Kemampuan penginderaan manusia memang terbatas, namun kesimpulan yang didapat dari pengamatan merupakan sesuatu yang pasti selama tidak ada unsur analogi-silogisme dalam pengambilan kesimpulannya.

Sebagai contoh untuk menggambarkan cara kerja kedua metode di atas, umpamakan kita mendengar suara menderu dan tidak dapat melihat sumber suara tersebut. Untuk menghasilkan kesimpulan mengenai suara tadi menggunakan metode mantiq, dibutuhkan premis bahwa kendaraan bermotor mengeluarkan suara menderu. Dari premis tadi dan premis bahwa suara yang kita dengar memang suara menderu, disimpulkan bahwa suara yang kita dengar berasal dari kendaraan bermotor. Apakah kesimpulan ini benar?

Kesimpulan tadi belum tentu benar. Ada kemungkinan bahwa sumber suara tersebut bukan kendaran bermotor. Kesimpulan yang benar yaitu bahwa kemungkinan besar suara menderu yang kita dengar berasal dari kendaraan bermotor. Tapi bahkan "kesimpulan" ini pun tidak memastikan sesuatu. Sementara itu, akidah harus pasti.

Jika hanya metode penginderaan yang digunakan, kesimpulannya tidak akan meragukan. Jika terdengar suara, kesimpulannya yaitu ada yang menimbulkan suara tersebut. Tidak akan ada kesimpulan lebih jauh mengenai hakikat sumber suara selama tidak dilakukan penginderaan terhadap sumber suara. Dengan demikian, kesimpulan dari metode penginderaan merupakan kesimpulan yang pasti.

Akidah harus pasti. Hanya metode penginderaan yang mampu menghasilkan kesimpulan pasti. Jadi, akidah harus dibina menggunakan metode penginderaan.


Fundamental Faith

Dalam makalah Solusi Hidup, ditunjukkan bahwa akal mampu mengindera keberadaan pencipta, kebenaran Al Qur'an, dan kerasulan Muhammad. Dari penginderaan terhadap isi Al Qur'an, dapat diketahui sejumlah hal sebagai poin-poin akidah Islam.

كـل ءامـن بـالله و مـلآءكـتـه ي و كـتـبـه ي و رسـلـه ي لا نـفـرق بـيـن أحـد مـن رسـلـه ي (الـبـقـرة: ٢٨٥)
"Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), "Kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun dari rasul-rasul-Nya," ... " (Al Baqarah ayat 285)
و لا كـن الـبـر مـن ءامـن بـالله و الـيـوم الأخـر و الـمـلآءكـة و الـكـتـاب و الـنـبـيـيـن (الـبـقـرة: ١٧٧)
" ... tetapi sesungguhnya kebaikan itu yaitu beriman pada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi ... " (Al Baqarah ayat 177)
شـهـد الله أنـه و لآإلـه إلا هـو و الـمـلآءكـة و أولـوا الـعـلـم قـآءمـا بـالـقـسـط (آل عـمـران: ١٨)
"Allah menyatakan bahwa tidak ada sesembahan melainkan Dia, Yang Maha Menegakkan Keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang beriman (juga menyatakan demikian) ... " (Ali Imran ayat 18)
و مـن يـكـفـر بـالله و مـلآءكـتـه ي و كـتـبـه ي و رسـلـه ي و الـيـوم الأخـر فـقـد ضـل ضـلـلا بـعـيـدا (الـنـسـاء: ١٣٦)
" ... Dan siapa yang mengingkari Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir, maka sungguh dia telah sesat sejauh-jauhnya." (An Nisa ayat 136)
و أن الـذيـن لا يـؤمـنـون بـالأخـرة أعـتـدنـا لـهـم عذابـا ألـيـمـا (الإسـراء: ١٠)
"Dan sungguh orang-orang yang tidak beriman pada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih." (Al Isra ayat 10)

Akidah yaitu pembenaran yang pasti atas dunia, sebelum dan sesudah dunia, serta hubungan dunia dengan sebelum dan sesudah dunia. Dalam Islam, secara praktis, akidah yaitu percaya pada Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, dan hari akhir. Selama Allah tidak memberi informasi, tidak akan ada, misalnya, kesimpulan pasti mengenai zat Allah, malaikat, atau waktu terjadinya kiamat. Akidah harus dibina menggunakan metode penginderaan.


Corrupt Conjecture

Secara empiris, dapat kita lihat bahwa metode yang tidak dapat menghasilkan kepastian tidak dapat digunakan untuk membina akidah yang pasti. Secara normatif, Allah telah mengecam ketidakpastian akidah.

إن هـي إلا أسـمـآء سـمـيـتـمـوهـآ أنـتـم و ءابـاؤكـم مـآ أنـزل الله بـهـا مـن سـلـطـان إن يـتـبـعـون إلا الـظـن (الـنـجـم: ٢٣)
"Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapakmu ada-adakan; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentangnya. Sungguh tidaklah mereka mengikuti kecuali sangkaan-sangkaan ... " (An Najm ayat 23)
إن الـذيـن لا يـؤمـنـون بـالأخـرة لـيـسـمـون الـمـلآءكـة تـسـمـيـة الأنـثـا ى و مـا لـهـم بـه ي من عـلـم إن يـتـبـعـون إلا الـظـن و إن الـظـن لا يـغـنـي مـن الـحـق شـيءا (الـنـجـم: ٢٧-٢٨)
"Sungguh orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat menamai malaikat dengan nama perempuan. Dan tidaklah mereka memiliki pengetahuan tentang itu. Sungguh tidaklah mereka mengikuti kecuali sangkaan-sangkaan. Dan sungguh sangkaan itu tidak berguna sedikitpun untuk mendapat kebenaran." (An Najm ayat 27-28)
و مـا يـتـبـع أكـثـرهـم إلا ظـنـا إن الـظـن لا يـغـنـي مـن الـحـق شـيءا (يـونـس: ٣٦)
"Dan tidaklah mengikuti kebanyakan dari mereka melainkan sangkaan. Sungguh sangkaan itu tidak berguna sedikitpun untuk mendapat kebenaran ... " (Yunus ayat 36)

Closing Conclusion

Dengan akal, mari buktikan bahwa pencipta itu ada, Al Qur'an itu benar, dan Muhammad itu rasul. Tapi, tanpa informasi dari Allah, jangan sekali-kali memikirkan zat Allah, sifat Allah yang tidak Dia sampaikan, zat malaikat, dan sebagainya.

هـو الـذي أنـزل الـسـكـيـنـة فـي قـلـوب الـمـؤمـنـيـن لـيـزدادوآ إيـمـانـا مـعـا إيـمـانـهـم (الـفـتـح: ٤)
"Dialah yang menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang beriman supaya bertambah keimanan mereka di samping keimanan yang sudah ada ... " (Al Fath ayat 4)

Tidak ada komentar: