Senin, 30 Agustus 2010

Paradoks Palsu

Pencipta itu ada. Keberadaannya dapat dibuktikan melalui penginderaan atas keadaan dunia. Alur pembuktiannya yaitu pembenaran pasti bahwa 1) dunia terikat pada hukum-hukum tertentu, 2) bukan dunia yang menentukan hukum bagi dirinya, 3) ada pihak yang menetapkan keterikatan dunia pada hukum-hukum tertentu, 4) jika pihak tersebut punya keterbatasan, maka keberadaannya bergantung pada pihak lain, 5) rantai kebergantungan pasti berakhir, 6) yang layak menjadi ujung rantai kebergantungan hanya pihak yang tidak terikat segala batasan, dan 7) ada pihak yang tidak terikat batasan, yang menjadi tempat bergantung semua yang memiliki keterbatasan.

Bagaimanapun, ada yang menolak keberadaan pencipta. Diantara dalil pendirian mereka yaitu sejumlah pertanyaan yang kemungkinan jawabannya selalu bertentangan dengan sendirinya. Pertentangan kemungkinan jawaban ini mereka anggap sebagai alasan kemustahilan adanya pencipta.


Mortal Muscle

Berikut pertanyaan mereka.

"Dapatkah pencipta menciptakan benda yang dia sendiri tidak bisa mengangkatnya? Jika dia dapat, berarti dia terbatas karena ada benda yang dia tidak bisa mengangkatnya. Jika dia tidak dapat, berarti dia terbatas karena tidak bisa menciptakan sesuatu."

Ada satu asumsi tersirat dalam pertanyaan di atas, yakni bahwa "pencipta" dibatasi kekuatan otot. Padahal, yang dibatasi kekuatan otot hanya makhluk yang memiliki otot. Dengan demikian, "pencipta" dalam pertanyaan di atas bukanlah pencipta yang sesungguhnya. Mereka tidak sadar bahwa pertanyaan di atas sama sekali tidak membahas pencipta dunia.

Tidak ada gunanya memilih salah satu kemungkinan jawaban atas pertanyaan mereka. Yang perlu dilakukan hanya memastikan apakah mereka menerima bahwa yang layak disebut pencipta hanya pihak yang bebas dari segala batasan. Kalau mereka menerima, segera katakan pada mereka bahwa pencipta tidak dibatasi kekuatan otot! Kalau mereka tidak menerima, mundurlah dari diskusi!


It Is Not, Indeed, It Is

Berikut bukan pertanyaan mereka; penulis belum pernah menjumpai mereka melontarkan pertanyaan ini. Justru penulis yang menawari mereka mengajukan pertanyaan berikut.

Dapatkah pencipta menciptakan sesuatu yang keberadaannya tidak bergantung pada pencipta?

Ini pertanyaan hebat. Didalamnya, tidak tersirat asumsi apapun tentang batasan pencipta. Sayang, pertanyaan ini rusak dengan sendirinya.

Yang diciptakan oleh pencipta pastilah makhluk. Inilah sebabnya pertanyaan tadi rusak dengan sendirinya; sama sekali tidak ada kemungkinan jawaban atas pertanyaan ini. Cobalah bertanya pada penjual laptop, "Pak/Bu, punya laptop yang bukan laptop?"


Demanding, Not Answering

Berikut pertanyaan mereka.

"Kalau memang pencipta itu ada, mengapa ada banyak sekali agama?"

Meskipun dapat dijawab, kadang-kadang pertanyaan di atas tidak perlu dijawab. Yang harus segera dilakukan yaitu menegaskan bahwa pertanyaan di atas sama sekali tidak ada hubungannya dengan pembuktian keberadaan pencipta. Jika mereka tetap menggunakan pertanyaan tadi sebagai dalil kemustahilan keberadaan pencipta, mundurlah dari diskusi!


Loathsome Logic

Berikut pertanyaan mereka.

"Jika keberadaan pencipta dapat dibuktikan dengan akal, maka keberadaan pencipta tergantung akal bukan?"

Pertanyaan di atas merupakan contoh kerancuan kaidah berpikir. Mula-mula, diandaikan bahwa keberadaan pencipta dapat dibuktikan dengan akal. Tiba-tiba kemudian, akal, yang tadinya diandaikan sebagai alat, dijadikan sebagai sumber kebergantungan keberadaan. Yang tergantung pada akal bukan keberadaan pencipta, tapi pengetahuan keberadaan pencipta. Tanpa mata, mungkin manusia tidak akan pernah tahu keberadaan Matahari, tapi ada-tiadanya Matahari tidak ada hubungannya dengan ada-tiadanya mata. Tanpa mikroskop, mungkin manusia tidak akan pernah tahu keberadaan sel, tapi ada-tiadanya sel tidak ada hubungannya dengan ada-tiadanya mikroskop.

Jika dihadapkan pada pertanyaan di atas, segera tegaskan bahwa mereka telah mengubah status akal dari alat menjadi sumber keberadaan! Jika mereka tetap menggunakan pertanyaan tadi sebagai dalil kemustahilan keberadaan pencipta, mundurlah dari diskusi!


Conceited Contradiction

Berikut pertanyaan mereka.

"Jika pencipta itu bebas dari segala batasan, mengapa dia menetapkan aturan-aturan bagi manusia? Itu berarti pencipta tidak bebas dari batasan."

Dalam pertanyaan di atas, diandaikan pencipta bebas dari batasan. Pun diutarakan adanya klaim aturan-aturan dari pencipta. Kemudian, kebebasan dari batasan tadi dipertentangkan dengan keberadaan aturan dari pencipta. Inilah kekacauan dalam pertanyaan di atas; pertentangannya fiktif. Kebebasan pencipta dari batasan itu satu hal, sementara adanya aturan-aturan bagi manusia dari pencipta itu hal lain. Jika seorang praktisi beladiri meminta jangan disakiti, itu tidak berarti dia tidak mampu menyakiti bukan?

Jika dihadapkan pada pertanyaan di atas, segera tegaskan bahwa dua hal dalam pertanyaannya tidak bertentangan! Jika mereka tidak mau menerima, mundurlah dari diskusi!

Tidak ada komentar: